Saturday, 16 January 2010

Kini Limbah Plastik Mudah Terurai

Jakarta- Melalui teknologi nano (nanotechnology), kemasan plastik dapat menjadi sangat ramah lingkungan karena sangat mudah terurai oleh mikroba yang ada dalam tanah. “Dengan nanoteknologi, plastik kemasan yang sebelumnya membutuhkan waktu puluhan tahun untuk terurai, menjadi mudah terurai hanya dalam 4-8 minggu, bahkan lebih cepat lagi,” kata Sekjen Masyarakat Nanoteknologi Indonesia (MNI), Dr. Agus Haryono, di sela Konferensi Internasional “Advanced Materials and Practical Nanotechnology” di Jakarta.


Plastik kemasan nanoteknologi yang disebut sebagai plastik “biodegradable” hasil riset bersama MNI itu, dibuat dengan mencampurkan kalsium karbonat dalam bentuk partikel nano dengan ukuran puluhan nanometer ke dalam bahan kemasan plastik polietilen (PE) atau polipropilen (PP) hingga 70 persen.

“Kemasan plastik nanoteknologi mudah terurai karena dengan ukurannya yang sangat kecil, luas permukaanya menjadi lebih lebar, kontak dengan mikroba dalam tanah jauh lebih banyak,” kata Pakar Kimia Polimer LIPI itu.

Nanoteknologi berkaitan dengan bagaimana cara mengatur material, sruktur dan fungsi zat pada skala nano (satu nanometer sama dengan satu meter dibagi satu milyar -red) sehingga menghasilkan materi dengan struktur dan fungsi baru.

Namun sayangnya, ujar dia, kemasan plastik nanoteknologi yang dibuat oleh mikroba ini masih lebih mahal dibanding kemasan plastik biasa sehingga akan sulit dilirik masyarakat meski sangat bagus untuk lingkungan.”Tapi kami sudah mencoba mendorong Kementerian Lingkungan Hidup untuk membuat peraturan tentang pemanfaatan kemasan plastik biodegradable ini,” kata dia.

Menurut Agus, jika perusahaan plastik kemasan bisa memproduksi dua persen saja kemasan plastik biodegradable ini dari total produksi plastik PE dan PP-nya, sudah sangat bagus.Agus mengatakan, ada dua metode pembuatan kemasan plastik nanoteknologi, yakni secara kimia dan secara fisika. Secara kimia yaitu dengan melarutkan dan ditambahkan zat kimia tertentu sehingga muncul dalam bentuk bubuk seukuran nano atau dengan cara fisika yaitu dengan menghancurkan zat-zat dengan alat “high energy milling.”

Ketua Umum MNI Dr Nurul Taufiqurochman mengatakan, nanoteknologi saat ini sudah semakin diaplikasikan ke berbagai bidang seperti di bidang kosmetik, pengobatan, tekstil, bahan bangunan, teknologi informasi dan komunikasi dan lain-lain. (dew)

sumber: www.technologyindonesia.com

0 comments

Post a Comment